Sabtu, 12 November 2016

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH



MAKALAH
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN IPA SD KELAS LANJUT
DOSEN PEMBIMBING




IMAM SUHARSO
Disusub oleh :
Akrim Munziatin                Fidra Margarita
Defiana Robiatin                Imam Hari S
Ella Subagiantini                Ali Alfian N R
Adi Tetuko K                      Abdullah Nurwijayanto
Ida Dwi S                            Ananda Dwi R
Bayu Nugroho                    Ganis Dwi K




UNIVERSITAS WR. SUPRATMAN SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2016/2007


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Melihat perkembangan zaman yang semakin pesat dengan didukung oleh kemajuan teknologi mau tidak mau menstimulus pendidikan untuk dapat  beradaptasi sesuai dengan tuntutan zaman. Selain itu, menumbuhkan kesempatan  belajar bagi peserta didik (grown learning).Model pembelajaran merupakan salah satu metodologi yang diciptakan dunia pendidikan dalam rangka menuju ke tercapainya suatu perubahan. Pada pelaksanaan model pembelajaran tentunya melibatkan pembelajar (guru) dan peserta didik (siswa). Seorang guru adalah seorang yang profesionalis dalam menjalankan fungsi-fungsinya dengan menggunakan metodologi untuk membelajarkan peserta didik dengan cara yang tidak konstan, artinya seorang guru itu harus berinovasi dan menciptakan  perubahan baik pada dirinya serta pada peserta didiknya.
Berbagai macam upaya telah dilakukan dalam dunia pendidikan, seperti contoh kecilnya tadi adalah terciptanya berbagai model pembelajaran yang memang dirancang dengan melihat kondisi perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Salah satu contoh model pembelajaran yang ditemukan adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
. Menurut Tan dalam Rusman (2010), Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena pada model ini kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan  berpikirnya secara berkesinambungan.
Akan tetapi, pada kenyataannya tidak semua pendidik (guru) memahami konsep dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ini. Mungkin disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik.
  Berdasarkan hal tersebut, maka perlu kiranya ada sebuah bahan kajian yang mendalam tentang apa dan bagaimana Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ini untuk selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan, khususnya kepada para guru tentang model ini. Dimana, menurut Tan dalam Rusman (2010), merupakan model pembelajaran yang relevan dengan tuntutan abad ke-21 dan umumnya kepada para ahli dan prkatisi pendidikan yang memusatkan  perhatiannya pada pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran. Berikut uraian secara rinci dari Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based  Learning)












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Problen Based Learning
Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapat pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-hari.
Rumusan dari Dutch (1994), Problem Based Learning (PBL) merupakan metode instruksional yang menantang siswa agar “belajar dan belajar”, bekerja sama dengan kelompok untuk mencari solusi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi pelajaran. Problem Based Learning (PBL) mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai.
Problem Based Learning (PBL) mempunyai perbedaan penting dengan pembelajaran penemuan. Pada pembelajaran penemuan didasarkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan disiplin ilmu dan penyelidikan siswa
berlangsung di bawah bimbingan guru terbatas dalam ruang lingkup kelas, sedangkan Problem Based Learning (PBL) dimulai dengan masalah kehidupan nyata yang bermakna dimana siswa mempunyai kesempatan dalam memlilih dan melakukan penyelidikan apapun baik di dalam maupun di luar sekolah sejauh itu diperlukan untuk memecahkan masalah.
Problem Based Learning (PBL) merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingka tinggi, pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Dengan Problem Based Learning (PBL) siswa dilatih menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah. Selain itu, dengan pemberian masalah autentik, siswa dapat membentuk makna dari bahan pelajaran melalui proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan lagi.
Jadi Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

B.     Ciri-ciri Problem Based Learning
Menurut Arends berbagai pengembangan pengajaran Problem Based Learning (PBL) telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.        Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
2.        Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah-masalah yang diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.



3.        Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukann penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata.
4.        Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut bisa berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer. Dalam pembelajaran kalor, produk yang dihasilkan adalah berupa laporan.
5.        Kolaborasi dan kerja sama
Pembelajaran bersdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.

C.    Tujuan Problem Based Learning
Tujuan utama dari penggunaan PBL adalah mengembangkan kemampuan siswa memecahkan masalah secara tepat. Adapun tujuan spesifik PBL adalah sebagai berikut :
1.      Meningkatkan minat siswa untuk mencoba menyelesaikan masalah dan meningkatkan kemampuan mereka memecahkan msalah.
2.       Mengembangkan kemampuan konsep diri siswa sesuai dengan kemampuan untuk memecahkan masalah.
3.       Membuat siswa tanggap dengan strategi-strategi Problem-solving.
4.       Membuat siswa tanggap dengan nilai-nilai pendekatan masalah dalam cara yang sistematis.
5.       Membuat siswa dapat menyelesaikan masalah dalam lebih dari satu cara.
6.       Mengembangkan kemampuan siswa untuk memilih strategi penyelesaian yang sesuai.
7.       Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengimplementasikan strategi penyelesaian secara akurat.
8.       Meningkatkan kemampuan siswa untuk memperoleh jawaban yang lebih tepat dari permsalahan.


D.    Langkah-Langkah Proses Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) dapat dijalankan bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan dan siswapun harus memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok-kelompok kecil.
Umumnya pada setiap kelompok melalui proses sebagai berikut:
1.      Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Dalam tahap ini semua siswa berangkat dari cara pandang yang sama terhadap istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah.
2.      Merumuskan masalah
Menjelaskan hubungan-hubungan yang terjadi antar fenomena.
3.      Menganalisis masalah
Diskusi kelompok yang membahas  tentang informasi faktual (yang ada dalam masalah), dan juga informasi yang di dapat anggota kelompok.
4.      Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis
Analisin adalah upaya untuk memilah sesuatu menjadi bagian-bagian yang membentuknya. Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain kemudian dikelompokkan; mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya.
5.      Memformulasikan tujuan pembelajaran
Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat.
6.      Mencari informasi tambahan dari sumber lain
7.      Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan

Tabel. Sintaks Model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Nurhadi
Fase
Indikator
Aktifitas / Kegiatan Guru
1
Orientasi siswa kepada masalah 
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistikyang diperlukan, pengajuan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya. 
2
Mengorganisasikan siswa untuk belajar 
Guru membantu siswa mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut. 
3
Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok 
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapat penjelasan pemecahan masalah. 
4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya. 
5
Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah 
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.

E.       Kelebihan Dan Kekurangan Problem Based Learning
Kelebihan problem based learning yaitu:
1.       Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
2.       Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3.       Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa 
4.       Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana menstansfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 
5.       Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. 
6.       Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan  cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. 
7.       Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa 
8.       Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru 
9.       Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa yang mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata. 
10.    Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir

Problem Based Learning juga memiliki kelemahan diantaranya yaitu:
1.       Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba 
2.       Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem Based Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan 
3.       Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.














BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Ciri-ciri PBL yaitu Pengajuan pertanyaan atau masalah, Berfokus pada keterkaitan antar disiplin, Penyelidikan autentik, Menghasilkan produk dan memamerkannya, Kolaborasi dan kerja sama.
Langkah-langkah proses PBL yaitu: Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas, Merumuskan masalah, Menganalisis masalah, Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis, Memformulasikan tujuan pembelajaran, Mencari informasi tambahan dari sumber lain, Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat laporan.
Kelebihan problem based learning diantaranya yaitu: Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran, Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana menstansfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata. 
Problem Based Learning juga memiliki kelemahan diantaranya yaitu: Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba, Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem Based Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan, Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
B.     Saran
Diharapkan kepada para pembaca agar memberikan kritikan dan saran terhadap makalah yang dibaca demi perbaikan selanjutnya. Diharapkan kepada para pembaca khususnya guru bisa menjadikan model  pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif dalam proses pembelajaran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KUNCI JAWABAN PAS 1 TEMA 2 TAHUN 2020 2021