MAKALAH
PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH PENDIDIKAN IPA SD KELAS LANJUT
DOSEN PEMBIMBING
IMAM SUHARSO
Disusub oleh :
Akrim Munziatin Fidra Margarita
Defiana Robiatin Imam Hari S
Ella Subagiantini Ali Alfian N R
Adi Tetuko
K Abdullah
Nurwijayanto
Ida Dwi
S Ananda Dwi R
Bayu
Nugroho Ganis Dwi K
UNIVERSITAS WR. SUPRATMAN SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2016/2007
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Melihat perkembangan
zaman yang semakin pesat dengan didukung oleh kemajuan teknologi mau tidak mau
menstimulus pendidikan untuk dapat beradaptasi sesuai dengan tuntutan
zaman. Selain itu, menumbuhkan kesempatan belajar bagi peserta didik
(grown learning).Model pembelajaran merupakan salah satu metodologi yang
diciptakan dunia pendidikan dalam rangka menuju ke tercapainya suatu perubahan.
Pada pelaksanaan model pembelajaran tentunya melibatkan pembelajar (guru) dan
peserta didik (siswa). Seorang guru adalah seorang yang profesionalis dalam
menjalankan fungsi-fungsinya dengan menggunakan metodologi untuk membelajarkan
peserta didik dengan cara yang tidak konstan, artinya seorang guru itu harus
berinovasi dan menciptakan perubahan baik pada dirinya serta pada peserta
didiknya.
Berbagai
macam upaya telah dilakukan dalam dunia pendidikan, seperti contoh kecilnya
tadi adalah terciptanya berbagai model pembelajaran yang memang dirancang
dengan melihat kondisi perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu. Salah
satu contoh model pembelajaran yang ditemukan adalah Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
. Menurut
Tan dalam Rusman (2010), Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena pada model ini kemampuan
berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau
tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Akan tetapi,
pada kenyataannya tidak semua pendidik (guru) memahami konsep dari Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) ini. Mungkin
disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas
keilmuan maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas
keilmuan tenaga pendidik.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlu kiranya ada sebuah bahan kajian yang
mendalam tentang apa dan bagaimana Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) ini untuk selanjutnya diterapkan dalam sebuah proses
pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan, khususnya kepada para guru
tentang model ini. Dimana, menurut Tan dalam Rusman (2010), merupakan model
pembelajaran yang relevan dengan tuntutan abad ke-21 dan umumnya kepada para
ahli dan prkatisi pendidikan yang memusatkan perhatiannya pada
pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran. Berikut uraian secara rinci dari
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Problen Based Learning
Problem Based Learning (PBL) adalah kurikulum
dan proses pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang
menuntut siswa mendapat pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan
pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan
yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-hari.
Rumusan dari Dutch
(1994), Problem Based Learning (PBL) merupakan metode
instruksional yang menantang siswa agar “belajar dan belajar”, bekerja sama
dengan kelompok untuk mencari solusi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan
untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis siswa dan
inisiatif atas materi pelajaran. Problem Based Learning (PBL) mempersiapkan
siswa untuk berpikir kritis dan analitis, dan untuk mencari serta menggunakan
sumber pembelajaran yang sesuai.
Problem Based Learning (PBL) mempunyai perbedaan penting dengan pembelajaran penemuan.
Pada pembelajaran penemuan didasarkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan
disiplin ilmu dan penyelidikan siswa
berlangsung di bawah bimbingan guru terbatas dalam
ruang lingkup kelas, sedangkan Problem Based Learning (PBL) dimulai dengan
masalah kehidupan nyata yang bermakna dimana siswa mempunyai kesempatan dalam
memlilih dan melakukan penyelidikan apapun baik di dalam maupun di luar sekolah
sejauh itu diperlukan untuk memecahkan masalah.
Problem Based Learning (PBL) merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses
berpikir tingka tinggi, pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses
informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Dengan Problem Based Learning
(PBL) siswa dilatih menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah. Selain itu, dengan pemberian masalah autentik, siswa dapat
membentuk makna dari bahan pelajaran melalui proses belajar dan menyimpannya
dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan lagi.
Jadi Problem Based Learning atau pembelajaran
berbasis masalah adalah suatu strategi pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk
belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta
untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
B. Ciri-ciri Problem Based Learning
Menurut Arends berbagai pengembangan pengajaran
Problem Based Learning (PBL) telah memberikan model pengajaran itu memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1.
Pengajuan
pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan
pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial
penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
2.
Berfokus
pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin
berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu sosial),
masalah-masalah yang diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam
pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
3.
Penyelidikan
autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa
melakukann penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap
masalah nyata.
4.
Menghasilkan
produk dan memamerkannya
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk
menghasilkan produk tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut bisa berupa
laporan, model fisik, video maupun program komputer. Dalam pembelajaran kalor,
produk yang dihasilkan adalah berupa laporan.
5.
Kolaborasi
dan kerja sama
Pembelajaran bersdasarkan masalah dicirikan oleh siswa
yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara berpasangan
atau dalam kelompok kecil.
C. Tujuan
Problem Based Learning
Tujuan utama dari penggunaan PBL adalah mengembangkan
kemampuan siswa memecahkan masalah secara tepat. Adapun tujuan spesifik PBL
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan minat siswa untuk mencoba menyelesaikan
masalah dan meningkatkan kemampuan mereka memecahkan msalah.
2.
Mengembangkan
kemampuan konsep diri siswa sesuai dengan kemampuan untuk memecahkan masalah.
3.
Membuat
siswa tanggap dengan strategi-strategi Problem-solving.
4.
Membuat
siswa tanggap dengan nilai-nilai pendekatan masalah dalam cara yang sistematis.
5.
Membuat
siswa dapat menyelesaikan masalah dalam lebih dari satu cara.
6.
Mengembangkan
kemampuan siswa untuk memilih strategi penyelesaian yang sesuai.
7.
Mengembangkan
kemampuan siswa untuk mengimplementasikan strategi penyelesaian secara akurat.
8.
Meningkatkan
kemampuan siswa untuk memperoleh jawaban yang lebih tepat dari permsalahan.
D. Langkah-Langkah Proses Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) dapat dijalankan bila
pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan dan siswapun harus memahami
prosesnya, dan telah membentuk kelompok-kelompok kecil.
Umumnya
pada setiap kelompok melalui proses sebagai berikut:
1. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
Memastikan setiap
anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam masalah. Dalam
tahap ini semua siswa berangkat dari cara pandang yang sama terhadap
istilah-istilah atau konsep yang ada dalam masalah.
2. Merumuskan masalah
Menjelaskan
hubungan-hubungan yang terjadi antar fenomena.
3. Menganalisis masalah
Diskusi kelompok yang
membahas tentang informasi faktual (yang
ada dalam masalah), dan juga informasi yang di dapat anggota kelompok.
4. Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis
Analisin adalah upaya
untuk memilah sesuatu menjadi bagian-bagian yang membentuknya. Bagian yang
sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain kemudian dikelompokkan;
mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan, dan sebagainya.
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran
Kelompok dapat
merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang
masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran akan
dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat.
6. Mencari informasi tambahan dari sumber lain
7. Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru
dan membuat laporan
Tabel. Sintaks Model
pembelajaran berdasarkan masalah menurut Nurhadi
Fase
|
Indikator
|
Aktifitas
/ Kegiatan Guru
|
1
|
Orientasi siswa
kepada masalah
|
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistikyang diperlukan, pengajuan masalah,
memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang
dipilihnya.
|
2
|
Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
|
Guru membantu siswa
mendefenisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
|
3
|
Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok
|
Guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk
mendapat penjelasan pemecahan masalah.
|
4
|
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
|
Guru membantu siswa
dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video,
model dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan kelompoknya.
|
5
|
Menganalisa dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
|
Guru membantu siswa
melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam
proses-proses yang mereka gunakan.
|
E. Kelebihan Dan Kekurangan Problem Based Learning
Kelebihan problem based learning yaitu:
1.
Pemecahan masalah merupakan teknik
yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.
2.
Pemecahan
masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3.
Pemecahan
masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
4.
Pemecahan
masalah dapat membantu siswa bagaimana menstansfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5.
Pemecahan
masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6.
Melalui
pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata
pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya
merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa,
bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
7.
Pemecahan
masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa
8.
Pemecahan
masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru
9.
Pemecahan
masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa yang mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
10.
Pemecahan
masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir
Problem
Based Learning juga memiliki kelemahan diantaranya yaitu:
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak
memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka
mereka akan merasa enggan untuk mencoba
2. Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem
Based Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa
yang mereka ingin pelajari.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu strategi pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Ciri-ciri PBL yaitu Pengajuan
pertanyaan atau masalah, Berfokus pada keterkaitan antar disiplin, Penyelidikan
autentik, Menghasilkan produk dan memamerkannya, Kolaborasi dan kerja sama.
Langkah-langkah
proses PBL yaitu: Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas,
Merumuskan masalah, Menganalisis masalah, Menata gagasan secara sistematis dan
menganalisis, Memformulasikan tujuan pembelajaran, Mencari informasi tambahan
dari sumber lain, Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan
membuat laporan.
Kelebihan problem based learning diantaranya yaitu: Pemecahan
masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran, Pemecahan
masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan
pengetahuan baru bagi siswa, Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas
pembelajaran siswa, Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana
menstansfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan
nyata.
Problem Based Learning juga memiliki kelemahan
diantaranya yaitu: Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan
merasa enggan untuk mencoba, Keberhasilan strategi pembelajaran malalui Problem
Based Learning membutuhkan cukup waktu untuk persiapan, Tanpa pemahaman mengapa
mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka
tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
B. Saran
Diharapkan
kepada para pembaca agar memberikan kritikan dan saran terhadap makalah yang
dibaca demi perbaikan selanjutnya. Diharapkan kepada para pembaca khususnya
guru bisa menjadikan model pembelajaran ini sebagai salah satu alternatif
dalam proses pembelajaran