SYAMSUDDIN RO’IS, SS., M.Pd
SYAMSUDDIN RO’IS, SS., M.Pd adalah
asli dari Banyuwangi yang mengawali Pendidikan dari SD SMP dan SMA di
Banyuwangi Jawa timur. Melanjutakn Pendidikan S1 Universitas Jember lulus 10
Agustus 1995 dan S2 di Universitas Islam Malang Lulus 26 Agustus 2013.
Mulai Mengajar di STKIP PGRI PONOROGO tahun
1998 dan mulai tahun 2014 beliau menjabat sebagai pembantu ketua tiga dan
bidang kemahasiswaan, saat beliau diminta menceritakan suka dukanya selama
memegang jabatan tersebut, beliau menjawab bahwa beliau tidak pernah melihat
kehidupan dari sisi duka, jadi hidup itu harus dilihat dari sisi Sukanya agar
semuanya berjalan baik sekaligus untuk memacu semangat kita biar tidak mudah
mengeluh, tidak merasa memiliki beban berat, tidak pernah merasa susah. Jadi
hidup itu tidak ada dukanya semuanya harus di anggap suka, sehingga kita tidak
memiliki pengalaman duka, ujar beliau.
Saat
ditanya mengenai bagaimana kondisi STKIP dari pertama masuk dulu sampai saat
ini, beliau menjawab bahwa selama ini nyaris tidak ada perubahan di STKIP
,hanya mungkin yang bias disebut perubahan adalah masalah jumlah mahasiswa yang
dinamis, seperti kadang jumlah mahasiswa yang naik dan turun pada setiap tahun.
Seperti tahun ini jumlah mahasiswa yang turun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Beliau
tidak menganggap menjadi bagian dari STKIP sebagai pilihan, beliau hanya
mengikuti jalan hidup karena beliau tidak memiliki cita-cita sebagai guru,
tidak punya rencana menjadi guru dan Pendidikan beliaupun juga non keguruan.
Beliau dari sastra inggris waktu itu Pendidikan S1 saja sudah boleh menjadi
dosen. Jadi beliau waktu masuk STKIP itu bergelar S1 bahasa inggris, kemudian
beliau mengambil akta mengajar di IKIP Surabaya,sehingga beliau bias mengajar
di STM Muhammadiyah namun sekarang sudah tidak lagi, sekarang beliau focus di
STKIP.
Beliau
tidak memliki pekerjaan lain selain di STKIP, namun beliau memiliki kegiatan
lain yang menunjang secara penghasilan dan sebagai pemanfaatan waktu juga.
Untuk pembagian waktu antara pekerjaan dan keluarga, yang pertama jangan pernah bilang suka dukanya hidup,
dalam hidup itu harus dilihat Sukanya saja. Yang kedua jangan pernah menomor
duakan salah satu dari kegiatan kita, semuanya nomor satu, sewaktu-waktu untuk
keluarga dan sewaktu-waktu untuk pekerjaan.masalah teknis itu tinggal
menyesuaikan dan kita pasti bias membagi waktu tersebut.
Saat
mengajar dikelas, beliau pernah mengajar dikelas mahasiswa yang kurang
menyenangkan,namun beliau berkata jika hal tersebut adalah hal yang wajar dan
tergantung pada perspektif kita bagaimana, karena terkadang ada orang yang
tidak mau dikritik tetapi jika ada masukan suka mengkritik, ada dosen yang
konstruktif suka usulan dan ide-ide kreatif. Jadi beliau menganggap masalah
seperti itu fine-fine saja. Justru beliau tidak suka mahasiswa yang mempunyai
masalah di kelas namun mengumbarnya di media social dan merupakan sebuah
karakter yang sangat tidak boleh dimiliki oleh seorang mahasiswa masa kini
karena karakter tersebut akan merugikan mahasiswa itu sendiri.jadilah mahasiswa
dengan pribadi kuat, jangan terlalu banyak mencari alasan dan jangan mudah
mengeluh.
Disusun
oleh Ali Alfian, Angga Sukmaning, Fatkul Huda. Imam Hari Santoso